![]() |
(Shin tae Yong) |
Jepamandar.com, Jakarta, – Shin Tae-yong resmi dipecat dari posisinya sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Ketua PSSI, Erick Thohir, pada Senin (6/1/2024), setelah melalui pertimbangan matang. Erick menyatakan bahwa Timnas Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang lebih baik untuk meraih prestasi yang lebih tinggi di kancah internasional.
Sebelum pengumuman resmi ini, kabar mengenai pemecatan Shin Tae-yong sudah beredar luas di media sosial. Desas-desus mengenai nasib pelatih asal Korea Selatan itu semakin mencuat setelah adanya pernyataan dari Anggota Eksekutif PSSI, Khairul Anwar, yang mengindikasikan bahwa kerjasama antara PSSI dan Shin Tae-yong telah berakhir.
Dilansir dari laman rri.co.id, ada beberapa alasan yang mendasari keputusan PSSI untuk memecat Shin Tae-yong. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menjadi sorotan:
1. Formasi Absurd saat Kekalahan dari China
Pemicu pertama yang menyebabkan pemecatan Shin Tae-yong adalah keputusan taktisnya yang dianggap absurd dalam pertandingan melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pada laga tersebut, Shin Tae-yong memainkan formasi 5-4-1 yang dinilai kurang efektif. Meskipun memiliki pemain berkualitas, Timnas Indonesia kesulitan untuk menjaga ritme permainan dan sering kehilangan momentum, terutama saat melakukan counter attack.
Keputusan tersebut menjadi blunder besar setelah Timnas Indonesia gagal tampil maksimal dan hanya mampu mencetak satu gol balasan setelah Thom Haye dimasukkan pada babak kedua. Kekalahan ini memicu kritik tajam dari para pengamat dan suporter, yang menilai formasi tersebut tidak cocok dengan kekuatan Timnas Indonesia.
Baca Juga :Alasan Shin Tae Yong Dipecat
2. Eliano Reijnders Jarang Dimainkan.
Pemicu kedua adalah keputusan Shin Tae-yong yang jarang memberikan kesempatan bermain kepada Eliano Reijnders, meskipun PSSI telah resmi menyelesaikan proses naturalisasi sang pemain. Eliano, yang bermain di PEC Zwolle (Belanda), dianggap memiliki jam terbang tinggi dan kualitas yang bisa memperkuat lini serang Timnas Indonesia.
Keputusan Shin Tae-yong untuk jarang memainkan Eliano mendapat sorotan tajam, terutama dari para suporter yang merasa kecewa karena perjuangan PSSI untuk menaturalisasi Eliano seakan menjadi sia-sia. Banyak yang berpendapat bahwa Eliano bisa memberikan warna baru dalam permainan Timnas Indonesia, namun kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal oleh Shin Tae-yong.
3. Kekalahan dari Filipina di Piala AFF 2024.
Kekalahan Timnas Indonesia dari Filipina di Piala AFF 2024 juga menjadi faktor penentu dalam pemecatan Shin Tae-yong. Pada laga penentu di babak penyisihan Grup C, Indonesia kalah tipis 1-0 dari Filipina melalui gol penalti yang dicetak oleh Bjorn Martin Kristensen*. Kekalahan tersebut membuat Timnas Indonesia gagal melangkah ke babak semifinal Piala AFF 2024, meskipun hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos.
Kekalahan di kandang sendiri dan kegagalan untuk melaju ke semifinal menjadi rapor buruk bagi Shin Tae-yong. Banyak pihak yang menilai bahwa kegagalan ini mencerminkan ketidakmampuan pelatih dalam memaksimalkan potensi pemain dan menghadapi tekanan di turnamen besar. Kekalahan ini semakin memperburuk posisi Shin Tae-yong di mata PSSI dan para penggemar sepakbola Indonesia.
PSSI Menilai Timnas Butuh Kepemimpinan Baru
Erick Thohir, dalam pernyataannya menjelaskan bahwa keputusan pemecatan Shin Tae-yong diambil karena Timnas Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang lebih baik dan strategi yang lebih tepat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Erick menegaskan bahwa PSSI akan segera mencari pelatih baru yang memiliki visi dan kemampuan untuk membawa Timnas Indonesia lebih jauh di kompetisi internasional.
Masa Depan Timnas Indonesia
Dengan berakhirnya era kepelatihan Shin Tae-yong, kini perhatian beralih kepada masa depan Timnas Indonesia. PSSI diharapkan dapat segera menemukan pengganti yang tepat untuk mengisi posisi pelatih kepala dan membawa Garuda menuju keberhasilan yang lebih besar. Pencarian pelatih baru ini akan menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas permainan Timnas Indonesia, terutama dengan persiapan menuju Piala Dunia 2026 yang semakin dekat.
PSSI juga diharapkan untuk lebih memperhatikan pengembangan pemain muda dan pembinaan jangka panjang agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara kuat di Asia.(*)